Pengembangan Industri Jagung Pakan Ternak Sebagai Komoditas Andalan di Sulawesi Tenggara

Oleh: Hamdan Has, M.Si.

 

Jagung merupakan komoditi pakan ternak yang memegang peranan sangat besar dalam pakan ternak baik kualitas ataupun harga pakan. Di dunia peternakan unggas, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa jagung diberikan dalam porsi terbesar, yaitu empat puluh hingga lima puluh persen, hal ini menyebabkan jagung menjadi bahan baku utama pakan ternak. Ketersediaan jagung sebagai bahan baku  Industri pakan ternak Indonesia masih kurang,  Akibatnya, Indonesia masih perlu membeli barang impor dari Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina

Pada tahun 2023 pemerintah telah melakukan import jagung secara bertahap. Impor ini dilakukan sebagai bagian dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Stabilisasi ini bertujuan untuk menekan harga jagung pakan agar tidak terlampau tinggi sehingga tidak berdampak pada komoditi ternak seperti daging dan telur unggas. Mekanisme pasar yang sangat tergantung pada ketersediaan stok jagung menyebabkan solusi import menjadi pilihan utama dalam menjaga kestabilan harga jagung.

Selain mekanisme import, salah satu solusi yang diyakini efektif dalam menjaga ketersediaan stok jagung adalah optimalisasi industri jagung pakan lokal. Pengembangan industri jagung pakan lokal memiliki relevansi yang sangat penting dalam konteks mengurangi ketergantungan pada impor pakan ternak. Dalam rangka menghadapi tantangan ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi, pembangunan industri jagung pakan menjadi kunci strategis. Pertama, dengan memanfaatkan sumber daya lokal, kita dapat mengurangi ketergantungan pada impor jagung pakan dari negara-negara lain, yang seringkali dapat menjadi beban ekonomi. Kedua, pengembangan industri jagung pakan lokal memberikan peluang ekonomi yang signifikan bagi petani di dalam negeri, meningkatkan pendapatan mereka dan secara langsung meningkatkan kesejahteraan. Ketiga, dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan industri pengolahan. Pentingnya pengembangan industri jagung lokal menyebabkan banyak daerah diupayakan menjadi sentra pengembangan jagung, salah satunya adalah Sulawesi Tenggara.

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang memiilki potensi tinggi sebagai daerah pengembangan jagung pakan, kondisi iklim, topografi, kesuburan tanah menjadi faktor pendukung pengembangan jagung. Komoditas jagung di Sulawesi Tenggara saat ini merupakan komoditas penting dan strategis yang merupakan salah satu sumber bahan pangan, dan memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan.

Pengembangan komoditas jagung pakan di Sulawesi Tenggara masih mengalami beberapa permasalahan diantaranya masih terbatasnya ketersediaan benih berkualitas, ketersediaan pupuk, belum berkembangnya kelembagaan, serta teknologi pasca panen yang masih terbatas. Persoalan lain yang menghambat pengembangan tanaman jagung adalah masalah harga. Walaupun kapasitas pasar cukup besar namun harga jagung masih tergolong rendah dipasaran.

Solusi yang dilakukan melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas, peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, pengembangan unit usaha bersama, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha. Dalam hal ini diperlukan berbagai dukungan, termasuk dukungan kebijakan pemerintah. Selain hal tersebut, perlu juga diimbangi dengan pengembangan inovasi teknologi melalui kerjasama swasta, pemerintah dan masyarakat; penyiapan sarana dan prasarana penunjang dalam pengembangan maupun pembangunan agroindustri.

Permasalahan lain dalam pengembangan jagung pakan adalah belum adanya sentralisasi pengembangan jagung, rata rata lokasi tanaman jagung di sulawesi tenggara masih tersebar diseluruh daerah dan belum terintegrasi satu sama lain, hal ini menyebabkan pengembangan dan produksi jagung pakan masih terhambat. Sentralisasi dan industrialisasi tanaman jagung dalam satu kawasan memiliki peran strategis dalam meningkatkan efisiensi produksi dan berbagai aspek pembangunan ekonomi. Pertama, dengan menggabungkan produksi tanaman jagung dalam satu kawasan, dapat terjadi sinergi antara petani, institusi riset pertanian, dan industri pengolahan. Ini memungkinkan pertukaran pengetahuan dan teknologi yang lebih intensif, meningkatkan inovasi dalam praktik pertanian, dan mempercepat pengadopsian teknologi modern. Kedua, sentralisasi memungkinkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida, serta memfasilitasi pengelolaan limbah pertanian secara terpadu. Hal ini dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menciptakan model pertanian yang lebih berkelanjutan. Ketiga, dengan mengindustrialisasi produksi tanaman jagung, munculnya fasilitas pengolahan modern dapat memberikan nilai tambah pada hasil panen. Pusat pengolahan dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, dan mendiversifikasi ekonomi kawasan. Terakhir, sentralisasi dan industrialisasi tanaman jagung dapat meningkatkan daya saing di pasar, baik pasar nasional maupun internasional, dengan menyediakan produk yang berkualitas dan bersertifikasi. Dengan demikian, sentralisasi dan industrialisasi merupakan pendekatan yang penting untuk meningkatkan produktivitas, keberlanjutan, dan daya saing sektor pertanian tanaman jagung.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.