Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Hasanuddin meraih prestasi membanggakan dengan meluncurkan produk pangan yang dikenal dengan BASORIN atau Barobbo Sorgum Instan. Produk ini merupakan salah satu luaran kegiatan PKMK Program Kewirausahaan Mahasiswa Kewirausahaan yang berhasil lolos pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2024.
Tim mahasiswa tersebut meraih kesuksesan dengan proposal yang berjudul Barobbo Sorgum Instan Rendah Glikemik Solusi Pangan Penderita Diabetes. Proposal ini mengusung konsep kearifan lokal dengan keunggulan pangan fungsional rendah indeks glikemik sebagai solusi dari resiko penderita diabetes. Proposal ini berhasil menarik perhatian dan mendapatkan dukungan pendanaan untuk diwujudkan pada tahun 2024. BASORIN diproduksi di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Hasanuddin.
Dosen pembimbing yang turut berperan dalam kesuksesan tim PKM-K ini adalah Prof. Meta Mahendradatta yang memberikan arahan dan bimbingan. Tim PKM-K ini juga diperkuat oleh dedikasi dan kerja keras anggota tim. Tim ini diketuai Rizky Rahmawati Rahman, dengan dukungan kerjasama yang kompak dari anggotanya. Mereka adalah Nurul Magfirah, Andi Alya Inar Putri, dan Nurmuliana masing berasal dari mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, sedangkan Michelle Wijaya berasal dari mahasiswa Program Studi Agribisnis,
Dosen Pembimbing Prof Meta Mahendradatta mengaku bangga dengan prestasi mahasiswa bimbingannya telah menorehkan prestasi dalam kompetisi di tingkat nasional ”Prestasi ini membuktikan komitmen Prodi Teknologi pangan dalam mendukung mahasiswa dalam mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dalam hal diversifikasi pangan yang mengangkat kearifan lokal Masyarakat Sulawesi Selatan. Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan berkontribusi dalam dunia kewirausahaan dalam mengembangkan teknologi pangan fungsional yang berkelanjutan” ujarnya.
Sementara itu Ketua Tim PKM K 2024, Rezky Rahmawati Rahman mengungkapkan keunggulan BASORIN dibanding dengan jenis pangan lainnya.
”Barobbo sorgum instan atau BASORIN merupakan pangan fungsional dengan indeks glikemik rendah yang menjadikan produk ini sebagai pilihan sehat untuk pengendalian diabetes” ujarnya
Lebih lanjut Rara sapaan Rezky Rahmawati Rahman mengungkapkan beberapa keunggulan kompetitif lainnya dari BASORIN sehingga banyak digemari masyarakat
”BASORIN memiliki keunggulan antara lain, Pertama memiliki kandungan gizi tinggi, sorgum dan jagung sebagai bahan utama dikombinasikan dengan sayuran organik dan bumbu alami, meningkatkan kualitas dan keamanan pangan akan memberikan nutrisi superior, termasuk protein dan lemak, Kedua berbasis kearifan lokal, menggunakan bahan utama yang sudah familiar di masyarakat Sulawesi Selatan, meningkatkan daya tarik dan nilai budaya serta berpotensi untuk dikomersialisasikan, Ketiga, BASORIN dijual dengan harga terjangkau semua kalangan dan Keempat adalah praktis dan mudah disajikan karena BASORIN dikemas dalam bentuk instan” ungkapnya
Penanggung jawab desain produk dan produksi Basorin, Andi Alya Inar Putri menjeaskan metode pembuatan BASORIN di Lab Pengembangan Produk Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Unhas.
“Proses pembuatan Barobbo sorgum instan ini menggunakan teknik pembuatan bubur dengan inovasi penambahan biji sorgum sebagai bahan utama. Sebelum biji sorgum dicampurkan, langkah awal melibatkan proses penyortiran biji sorgum untuk memastikan kualitas yang baik. Proses pembuatan barobbo sorgum instan ini melibatkan berbagai alat seperti blender, kompor, mesin pengering (oven blower), panci, pisau, spatula, talenan, timbangan dan wadah. Adapun bahan yang digunakan dalam proses pembuatan produk BASORIN meliputi biji sorgum yang diperoleh dari BALITSEREAL Kab. Maros, bawang merah, bawang putih, bayam, daun bawang, garam, jagung kuning, kacang panjang, kaldu bubuk, kangkung, labu kuning, lada dan merica” ujar Alya.
Sementara itu penanggung jawab pemasaran, promosi produk PKM K Michelle Wijaya menyatakan bahwa masyarakat Sulawesi Selatan memiliki minat tinggi terhadap barobbo sebagai hidangan tradisional yang populer.
“Inovasi BASORIN barobbo sorgum instan sebagai pangan fungsional dengan indeks glikemik rendah diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengendalian diabetes. Basorin menggunakan sorgum sebagai bahan baku utama yang telah dikembangkan di beberapa daerah sebagai salah satu upaya antisipasi krisis pangan dengan meningkatkan produksi dan konsumsi pangan local dengan keunggulan rendah indek glikemik sangat cocok dikonsumsi penderita diabetes” ujar mahasiswa Prodi Agribisnis ini.
Lebih lanjut diuraikan bahwa berdasarkan hasil survei, terdapat 62,5% masyarakat provinsi Sulawesi Selatan yang tertarik untuk mencoba barobbo dengan bahan baku sorgum yang hadir dalam bentuk kemasan instan. Dengan demikian, barobbo sorgum instan memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial berdasarkan ketersediaan bahan baku yang mencukupi.
Tingginya minat masyarakat Sulawesi Selatan dan sudah familiar terhadap barobbo memberikan peluang pasar yang signifikan. BASORIN yang menonjolkan keunggulan kandungan gizi dan indeks glikemik rendah dari sorgum dan jagung. Keunikan produk ini terletak pada penggunaan bahan utama berbasis kearifan lokal, yang menjadikannya pilihan menarik. Selain memberikan alternatif sehat untuk menurunkan risiko diabetes, produk ini juga bertujuan untuk memajukan diversifikasi pangan lokal yang bergizi dan praktis.
Related Posts
Tim KKN Tematik Fakultas Peternakan UHO Selenggarakan Focus Group Discussion
Ditjen PKH Undang Dr. Ali Bain sebagai Narasumber Sosialisasi Permentan 25/2023
Tim Futsal Buballus FC Mahasiswa Fakultas Peternakan Sabet Tiga Prestasi Nasional
Tim Dosen Fakultas Peternakan UHO Berikan Pelatihan Mesin Tetas Ekonomis di Desa Cialam Jaya
Pembina Kerohanian Fakultas Peternakan bersama LDK Ulul Al-Baab UHO Luncurkan Program SAINS Angkatan 1
No Responses